Jejak Sukabumi – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, melakukan panen raya pembudidayaan ikan dengan teknologi digital di Pokdakan Cipancur Cimahi Farm Feed, Kampung Cipancur, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Kamis (03/10).
Panen raya tersebut, merupakan bagian dari penerapan teknologi digital pada budidaya ikan melalui kerja sama dengan eFishery.
“Kami dari Kominfo melakukan panen raya di Kabupaten Sukabumi bersama para nelayan dan petambak yang menerapkan teknologi digital dalam budidaya ikan. Kerja sama dengan eFishery ini memungkinkan peningkatan produksi hingga 20-30 persen per tambak,” kata Nezar Patria kepada Radar Sukabumi pada Kamis (03/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Teknologi digital yang diterapkan mencakup pengelolaan pakan ikan yang dilakukan secara otomatis melalui feeder digital. Dengan penerapan teknologi ini, satu tambak ikan nila mampu menghasilkan sekitar 3 ton ikan. Teknologi ini juga dinilai mempercepat proses panen dan meningkatkan efisiensi pengelolaan budidaya.
“Ekosistem yang dibangun oleh eFishery, mulai dari penyediaan pakan hingga tata kelola panen dan pasca panen, memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Selain menciptakan lapangan kerja, sistem ini juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi para petambak,” tambahnya.
Program budidaya ikan digital ini tidak hanya diterapkan di Sukabumi, tetapi juga di berbagai wilayah lain seperti Aceh, Jawa Barat, Pasuruan, serta beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi Selatan. Hingga kini, lebih dari 240 petambak di berbagai wilayah terlibat dalam program ini.
Menurutnya, eFishery, sebagai salah satu startup di industri akuakultur, tidak hanya membantu budidaya ikan nila, tetapi juga jenis-jenis ikan lain seperti ikan salem, gurame, dan lele. “Kominfo akan terus mendukung inovasi-inovasi anak bangsa dalam industri perikanan, khususnya di sektor akuakultur,” timpalnya.
“Tentunya, ini menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi dalam sektor perikanan dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati mengatakan, bahwa pihaknya telah bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam digitalisasi budidaya ikan. Program ini telah berjalan selama tiga bulan dan melibatkan 100 pembudidaya serta 30 kelompok yang diberi alat secara pinjam pakai sebagai uji coba.
“Dari Dinas Perikanan, kami mendukung penuh program digitalisasi ini, mulai dari proses pemasangan hingga panen raya hari ini yang dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Kominfo. Ini bukan program yang dilakukan secara tiba-tiba, melainkan sudah berlangsung selama tiga bulan,” jelasnya.
Nunung juga menambahkan bahwa digitalisasi budidaya ikan yang dilakukan dengan bantuan eFishery telah membantu para pembudidaya dalam mengelola pakan secara lebih efisien. “Biasanya, pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari secara manual. Namun, dengan teknologi digital ini, para pembudidaya dapat mengatur pemberian pakan melalui aplikasi di mana saja, sehingga lebih efisien baik dari segi waktu maupun tenaga,” paparnya.
Meski belum ada perhitungan pasti mengenai peningkatan produksi, Nunung menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan tenaga dan waktu sudah terlihat nyata. “Penghematan waktu dan tenaga ini otomatis juga menekan biaya produksi, meski kita belum melakukan penghitungan pasti terkait peningkatan hasil produksi,” ujarnya.
Program uji coba ini merupakan langkah awal, dan menurut Nunung, hingga saat ini sudah ada 100 pembudidaya yang terlibat. Dinas Perikanan Sukabumi menyambut baik kerja sama ini dan berterima kasih kepada Kemenkominfo serta eFishery yang telah memberikan dukungan terhadap para pembudidaya ikan di Kabupaten Sukabumi.
“Kita sangat mengapresiasi program ini, karena melalui digitalisasi, sektor perikanan bisa semakin efisien dan maju. Ini merupakan langkah inovatif yang sangat bermanfaat bagi para pembudidaya ikan di Sukabumi,” bebernya.
Masih ditempat yang sama, Head of Regulatory and Government Affairs eFishery, Luciana Dita Chandra Murni mengatakan, bahwa penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) berupa auto feeder dalam budidaya ikan di Kabupaten Sukabumi memberikan dampak signifikan bagi para petambak.
“Teknologi ini, tentunya sangat memungkinkan untuk penghematan pakan dan peningkatan produktivitas,” jelasnya.
“Auto feeder atau alat IoT ini terhubung dengan aplikasi. Melalui aplikasi tersebut, ada fitur Mas Ahya yang siap membantu petambak 24 jam dalam mengoperasikan auto feeder. Jika pembudidaya kesulitan menggunakannya, mereka dapat berkonsultasi langsung pada aplikasi tersebut,” ujar Luciana.
Penggunaan teknologi ini membutuhkan koneksi internet agar dapat berfungsi optimal. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah edukasi digital bagi para petambak. Untuk mengatasi hal ini, eFishery bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam mengadakan sarasehan digital, di mana pembudidaya diajari cara mengoperasikan auto feeder dan aplikasi terkait.
Luciana menjelaskan bahwa teknologi auto feeder ini tidak hanya memudahkan dalam pengelolaan pakan, tetapi juga memungkinkan pembudidaya untuk mengatur ukuran ikan yang diinginkan saat panen. “Dengan auto feeder, petambak bisa mengatur ukuran ikan sesuai target, misalnya satu kilogram dalam tiga bulan, sehingga saat panen tidak ada penolakan karena ukuran ikan yang tidak sesuai,” jelasnya.
eFishery telah menerapkan teknologi ini di 280 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Ke depan, Luciana menyampaikan bahwa selain fokus pada pemeliharaan teknologi, eFishery juga ingin berkolaborasi lebih jauh dengan pemerintah dalam mengatasi masalah stunting melalui peningkatan konsumsi ikan.
“Kami juga ingin membantu pemerintah dalam menurunkan tingkat stunting melalui program Hari Makan Ikan. Dengan teknologi kami, diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi ikan yang lebih berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat,” jelasnya.
“Teknologi auto feeder ini dinilai sangat fleksibel, dengan pengaturan berbeda tergantung pada jenis ikan atau udang yang dibudidayakan, dan ukuran kolam yang digunakan,” paparnya.
Sementara itu, salah satu anggota pemilik Pokdakan Cipancur Cimahi Farm Feed, Kampung Cipancur, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Wildan mengatakan, pihaknya mengaku bersama keluarganya sudah tiga tahun terakhir telah melakukan budidaya ternak ikan. “Nah, setalah menerapkan teknik go digital ini, selain telah meningkatkan hasil panen, juga waktu menjadi efisiensi,” jelasnya.
Kami melihat bahwa teknik yang digunakan dalam budidaya sangat penting. Dengan adanya perusahaan seperti eFishery, kami diberi peluang untuk mencoba teknologi auto feeder, dan ini sangat membantu meningkatkan kualitas budidaya kami,” ujar Wildan.
Dampak yang paling dirasakan dari teknologi auto feeder, sambung Wildan, diantaranya pengurangan kebutuhan tenaga kerja manual. Selain itu, masa panen ikan pun datang lebih cepat dari biasanya.
“Pekerjaan manual sekarang digantikan oleh sistem otomatis yang terhubung melalui internet dan aplikasi. Uji coba ini menunjukkan bahwa teknologi ini dapat mempercepat pertumbuhan ikan, sehingga panen yang biasanya memakan waktu 120 hari bisa dipangkas menjadi 100-110 hari,” timpalnya.
Bukan hanya itu, dengan adanya auto feeder, biaya tenaga kerja dapat ditekan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petambak. “Kami bisa menekan biaya operasional sehingga menghasilkan subsidi silang. Setiap panen bisa menghasilkan sekitar Rp3 juta lebih,” imbuhnya.
Pihaknya menambahkan, bahwa ia bersama keluarganya telah mengelola budidaya ikan di wilayah tersebut dengan luas total lahan sekitar 1,6 hektare. Namun, yang digunakan untuk kolam budidaya ikan hanya digunakan sekitar 1 hektare. “Alhamdulillah, untuk omzet lumayan naik yah, jika dibanding sebelum menggunakan teknologi ini. Saat panen, omzet kita bisa mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta per kolamnya,” pungkasnya.